MILAN – Sudah lebih dari dua bulan Carlos Bacca dan M’Baye Niang tak memberi kontribusi maksimal bagi AC Milan. Untungnya, prestasi tim asuhan Vincenzo Montella tak ikut menukik, bahkan mampu menutup tahun dengan sebuah gelar. Namun, bukankah prestasi I Rossoneri akan jauh lebih bagus seandainya kedua penyerang itu berada dalam kondisi puncak?
Dalam tiga pertandingan terakhir di semua kompetisi, Milan hanya mampu mencetak satu gol, yakni lewat Giacomo Bonaventura di Piala Super Italia kontra Juventus. Beruntung, suasana positif dalam skuat bisa dipertahankan karena mereka pada akhirnya berhasil mengangkat trofi juara di Qatar. Namun, jika ingin pencapaian lebih tinggi, problem yang merundung Bacca-Niang mesti segera dibereskan.
Kompetisi masih panjang, target lolos ke Liga Champions belum lagi berada dalam genggaman. Oleh karena itu, Montella butuh seluruh tim berada dalam kondisi maksimal. Sialnya, Bacca dan Niang seolah kehilangan sentuhan.
Terakhir kali keduanya merobek gawang lawan adalah Oktober lalu. Bacca mengalami paceklik 507 menit sejak membobol gawang Sassuolo, sedangkan Niang 508 menit sejak mengoyak jala Chievo.
Bagi Bacca, inilah kemarau paling panjang yang dialaminya sejak bergabung ke San Siro. Belum pernah ia mengalami kesulitan mencetak gol dalam delapan laga beruntun di semua kompetisi dengan kostum Milan. Ketika Seri A bergulir lagi, 8 Januari nanti, Bacca bakal melalui lebih dari tiga bulan paceklik gol.
Itu bukan satu-satunya problem bomber internasional Kolombia tersebut. Selain ketajaman, ia juga bermasalah dengan kebugaran. Pada akhir November hingga pertengahan Desember, Bacca seringkali tumbang karena cedera otot. Dari striker andalan Montella, statusnya kini merosot sebagai pelapis Gianluca Lapadula.
Sedikit berbeda, situasi Niang sebenarnya tak terlalu pelik. Ia bukanlah penyerang tengah seperti Bacca, jadi tak terlalu dituntut soal produktivitas. Perannya di lapangan adalah membuka ruang bagi rekan setim dan memberi umpan matang.
Namun, lebih dari 500 menit tanpa gol tetap saja terdengar buruk. Apalagi jika membandingkan statistiknya dengan Suso, yang tetap cemerlang meski sama-sama dipasang melebar.
Performa Niang meredup sejak ia mengalami influenza jelang pertandingan di markas Palermo. Setelah pulih, situasi bukannya membaik. Niang dicemooh tifosi Milan karena gagal menceploskan penalti dalam dua laga beruntun, kontra Crotone dan AS Roma. Imbasnya, pemuda asal Prancis ini harus rela menyaksikan duel Supercoppa dari bangku cadangan.
Montella kini punya pekerjaan rumah baru jelang pergantian tahun. Mengembalikan gairah dan kehebatan Bacca-Niang jadi prioritas. Jeda musim dingin bisa dimanfaatkan untuk bekerja sama dengan keduanya secara intensif sebelum terjun lagi ke Seri A.
Mereka takkan pergi pada bursa transfer Januari, karena masih memegang peran penting dalam usaha Milan menembus Liga Champions.*
sumber: topskor.id
sumber: topskor.id
No comments:
Post a Comment